Foto: Bhisma Alif
LIPI. bidang Konservasi Sumberdaya Laut Pusat Penelitian Oseanografi mengamati respons 4 ekor lumba-lumba saat gerhana matahari total di Ancol, Jakarta Utara. Hasilnya?
"Ada beberapa perubahan perilaku lumba-lumba. Pertama, dari aktivitas berenangnya yang awalnya bergerombol jadi berpencar-pencar. Dari 4 ekor lumba-lumba, cuma 2 ekor yang selalu bersama karena dia berteman," ujar Yulia Suhega, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI di Ocean Dream Samudera Ancol, Jakarta Utara, Rabu (6/3/2016).
Kedua, imbuhnya, dari aktivitas bernafasnya. Dua ekor lumba-lumba yang tampak selalu bersama bernafasnya mengeluarkan kepala dari permukaan air, tidak menyemburkan air ke atas.
"Hal tersebut karena lumba-lumba merasa ragu dan takut," imbuh Yulia.
Ketiga, lumba-lumba kalau malam bersembunyi di bawah permukaan air. Nah pada saat gerhana matahari terjadi 4 ekor lumba-lumba ini turun ke bawah permukaan air.
"Semuanya (4 lumba-lumba). Karena dalam kondisi normal biota laut saat malam turun 50-100 meter di bawah permukaan air bersitirahat dan menghindari predator. Pada kondisi lumba-lumba irama biologis saat gerhana merasa malam, maka dari itu dia turun dan diam di bawah," jelas Yulia.
Setelah gerhana selesai, semua perilaku lumba-lumba kembali normal, menuju ke permukaan air, berinteraksi lagi dan bergerombol.
Posting Komentar