Minggu, 17 April 2016

"APAM ACEH" SERABI KHAS ACEH

Apam Aceh
Apam Aceh

TRADISI Khanduri Apam ini berasal dari seorang sufi yang sangat miskin di Tanah Suci Mekkah. Si miskin ini yang bernama Abdullah Rajab, dia adalah seorang zahid yang rela memalingkan dirinya dari kesenangan dan kenikmatan duniawi, dia juga dikenal oleh masyarakat setempat sangat taat beribadah. 

Berhubungan dia sangat miskin, ketika dia meninggal tidak ada satu biji kurma pun yang disedekahkan orang sebagai kanduri atas kematiannya karena kehidupannya yang sebatang kara tidak memiliki sanak keluarga. Keadaan yang menghibakan dan menyedihkan hati ini.

menimbulkan rasa kasihan masayarakat setempat untuk mengadakan sedikit khanduri selamatan di rumah masing-masing untuk disedekahkan kepada orang lain, itulah tradisi toet apam yang saat ini masih dilaksanakan Masyarakat Aceh pada bulan Rajab.

Tidak hanya di bulan Rajab saja, kanduri apam juga sering diadakan untuk kanduri bagi orang sudah tiada, seperti kanduri hari ke 44 setelah salah satu kerabat atau keluarga meninggal dunia, kanduri ini biasanya disajikan kepada orang lain dan juga mengundang anak-anak yatim untuk menyantap hidangan tersebut. 

Apam adalah kue tradisonal Aceh, kue satu ini terbuat dari tepung beras, santan, gula pasir dan sedikit garam yang diaduk secara bersamaan, Kue ini biasanya disajikan dengan kuah khasnya, santan yang dimasak dengan campuran pisang yang di iris-iris menurut selera dan sedikit buah nangka yang sudah masak. 

Kue ini biasanya dimasak oleh ibuk-ibuk dengan bergotong – royong dengan sanak keluarga atau tetangga dan kue ini khusus disajikan pada waktu-waktu tertentu seperti Bulan Ra’jab atau yang disebut juga dengan Buluen Apam dan juga biasanya untuk menyambut datangnya bulan Puasa Ramadhan. 

Kue ini dimask dengan dengan cara yang khas, biasanya dipanggang diatas arang dengan menggunakan buelangong tanoh atau tembikar yang didalamnya dimasukkan garam sedikit dan digoso-gosok dengan ampas kelapa, agar terasa asinnya apabila nanti kue tersebut dibakar. 

Kue unik ini berbentuk bulat seperti piring dengan warna atasnya putih dan bawahnya agak kecoklatan karena setengah hangus waktu dibaka agar mengembang dengan tengah-tengahya lobang . 

Ingat kue ini maka akan teringat kampung halaman, Mungkin untuk sebagian orang aceh yang merantau keluar keluar maupun dalam negri, apabila mendengan kue satu ini atau teringan bulan Rakjab akan segera ingin pulang ke kampung halaman.

karena rasanya yang khas membuat selalu ingat kepada oarang-orang terdekat seperti orang tua kita di kampung yang apabila sudah datangnya bulan rakjab akan berkumpul bersam-sama dengan tetangga dan sanak saudara untuk memasak kue ini atau yang di sebut toet apam. 

Karna dibulan rakjab punya cerita tersendiri, bukan hanya dengan puasa sunannya yang berlimpah fahala tapi dengan memberi kanduri kepada orang lain juga cukup besar fahala yang didapatkan, bulan rakjab memang terasa sangat spesial bagi Orang Aceh.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 .
Shared by Nanggroe Seuramoe. Powered by BEK MUMANG BEEH..!