Kawan ;
mungkin kau masih menyimpan beberapa keinginan dimasa lalumu.
Yaaa…..beberapa hal-hal kecil sepele yang belum terwujud.. entah karena waktu yg belum memberimu kesempatan, keadaan yang tidak mendukung, atau bisa jadi ada kesibukan lain yang menuntutmu menghabiskan waktu dengannya, beberapa saat kau bisa memilih melupakan semua itu.
Kadang, kau mengingat keinginan tertinggalmu itu sebagai sesuatu yang tidak akan kembali dan wajib dikenang saja, dan akhirnya memilih benar-benar berdamai dengan keadaan.
“bukankah……satu keinginan kecil saja bisa memantul-mantul dikepala untuk waktu lama”.
Aku ingat keinginanmu belajar merajut. Sampai sang calon guru meninggal dunia, kau belum sekalipun memulai memegang jarum. Beberapa saat kau melupakan perihal merajut itu. Ntah bagaimana tiba-tiba 3 org temanmu menawari diri menjadi guru merajut. Aku melihat ‘keinginan kecil’ itu mengikutimu.
Begitu juga masa lalu, dia akan mencari celah keluar. Membawa apa saja yg belum selesai.
Dan aku tidak lupa, Kau sering cerita bahwa kota masa kecilmu itu indah. Kota kecil dikaki gunung merapi. Kata Ibu-mu puncaknya tidak ditumbuhi apapun karena panas, hanya ada abu, setiap pagi keluar asap. Aku merasa kau menyembunyikan satu ‘keinginan kecil’ dlm ceritamu, sekarang 20 tahun dari apa yg kau dengar, aku tahu Puncak gunung itu bukan abu atau asap, tapi hamparan edelweis yg diselimuti kabut putih tipis. Cantik sekali. Kau memceritakannya padaku ketika kembali dari mendaki. ‘keinginan’ lain yg terlipat dalam obrolan tentang kotamu.
Kawan, bukannya tidak mampu, kau hanya perlu berbagi dan memulai, kurasa ditambah sedikit menyugestikan diri. Bila tidak berani menempatkan impianmu didepan, biarkan dia disampingmu, kau bisa memeluknya kapan saja, atau biarkan dia mengikuti seperti bayang diri ketika menghadap matahari sore. nanti ketika sang waktu mengatur sendiri posisinya untukmu, kalian bisa bersama-sama menuntaskan apa yang lama mengganjal dalam hati.
Sekecil apapun keinginanmu, cita-citamu, Kau hanya perlu percaya, bila belum mampu mewujudkannya sekarang, hari ini, kau tidak akan kehilangan impian itu, sebab ia terus mengikuti. Kadang muncul seperti mimpi, mengusikmu sekedar mengingatkan bahwa ia minta dimunculkan dalam sadar. Pesanku.
Posting Komentar