Tarian Guel masih berpendar-pendar dalam ingatan
Juga Saman
Masih kudengar angin menjinjing suara
“mari berlari dari kegaduhan ini, kutunjukkan déjà_vu”
Kita tak munkin lagi
Menyusun rencana berbaris-baris seperti pinus
Menyusuri tepian Mendale
Mengingat nama kampung singgahan
Memotret ranting
Awan
Lembah
Dan bunga-bunga
Dan
Kau munkin tak akan lagi mendengarkan kesahku
Mengutuki mendung
Matahari yang berjelaga
Kabut pagi dan petang mengurungku meratapi dingin kota
Aku tak akan pernah melihat Pantan Terong seperti dalam kisahmu
Apalagi sampai pada ketinggiannya
Begitulah firasat usai senja menutup pagelaran
Kemudian waktu melepuh
Membakar sisa malam sebelum perpisahan esok hari
Kepada engkau yang namanya sama denganku
Pernahkah merasa melayang, melambung dan terhempas ?
Sungguh aku ingin terus berlari
Tidak hanya dari kegaduhan Didong dan Saman
Aku ingin berlari dari keinginan kembali
Menyisir Pante Menye
Meski angin dari Danau menamparku penuh kerinduan
Gayo,13 Juni 2013
Posting Komentar