Rapai Alat Musik Orang Aceh |
Rapai sudah berabad abad menjadi alat musik tradisional Aceh. Rapai merupakan instrumen musik yang dimainkan dengan cara dipukul.
Bentuknya seperti gendang dan rebana pada umumnya, warna rapai biasanya berwarna dasar hitam dan kuning muda.
Rapai ini terbuat dari kulit sapi dan kambing, kemudian ditempel di kayu pilihan yang sudah dibentuk bundar, sedangkan untuk melekatkan kulit tersebut biasanya diberikan lempengan dari logam.
Namun rapai diberikan nama bermacam di antaranya, perbedaan itu karena ukuran dan kreasi cara memainkannya, Berikut ini Beberapa penjelasan tentang RAPAi :
1.Rapai Daboh
Rapai Daboh merupakan sebuah seni tari yang muncul pada abad 19, sering dimainkan pada acara adat masyarakat Aceh, akhirnya rapai daboh mulai populer.
Daboh berasal dari bahasa Arab yaitu Dabbus yang diartikan dengan senjata dan besi runcing.
Dalam permainan rapai daboh mengutamakan kekompakan, tabuhan rapai harus dilakukan secara serempak oleh sejumlah orang, sementara itu satu orang yang punya keahlian khusus maju ke tengah panggung acara membacakan doa dan mulai melakukan atraksi.
Atraksi yang biasa dilakukan sering bersifat menampakkan kekebalannya. Orang yang memiliki ilmu kebal dalam rapai daboh dinamakan khalifah, khalifah dalam rapai daboh menusuk-nusuk tubuhnya dengan benda tajam diiringi dengan tabuhan rapai yang dimainkan oleh para penabuh yang telah duduk beriringan.
Biasanya benda tajam yang ditusuk ke badan khalifah sering bengkok ataupun patah. Sering juga, para ahli yang memiliki ilmu kebal ini menampakkan keahliannya dengan cara mengantukkan batu ke kepalanya.
Hebatnya tidak ada satu luka yang mendera tubuh sang khalifah, bahkan jika ada luka sang khalifah juga bisa langsung menyembuhkan dengan cara diusap di tempat terluka.
Namun dalam memainkan rapai daboh tentu tidak boleh disertai dengan rasa angkuh dan sombong atas ilmu yang dimiliki, jika memiliki kesombongan dalam memainkan rapai sering berakibat fatal.
2. Rapai Pasee (Rapai Gantung)
Dalam memainkan Rapai Pasee biasanya melibatkan 30 orang untuk jumlah pemain yang terbilang paling banyak dan 15 orang untuk jumlah sedang.
Biasanya dalam memainkan Rapai Pasee diiringi dengan nyanyian yang berbau keagamaan dan nasehat.
Dalam menarikan rapai pase biasanya menggunakan rapai yang berukuran pada umumnya, hanya saja rapai tersebut digantung.
3. Rapai Pulot
Pertunjukkan Rapai Pulot berbeda dengan pertunjukkan rapai lainnya, biasanya para pemain akan mengawali penampilan mereka dengan membawakan beberapa lagu dan diiirngi dengan permainan akrobatik.
Seperti memainkan rapai pada umumya, memainkan rapai secara berkelompok juga mengutamakan kekompakan dari para pemain.
Keunikan pertunjukkan rapai pulot terletak pada adanya atraksi konfigurasi geraakan berlapis yang dilakukan penabuh.
4. Rapai Kisah
Seperti pada permainan rapai pada umumnya yang mengutamakan kekompakan dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang mengiringi tabuhan rapai dengan lagu. Pertunjukan rapai kisah juga sama.
Hanya saja, dalam pertunjukan rapai kisah, lagu-lagu yang dibawakan sesuai dengan pesanan pemilik rumah atau pihak yang meminta satu tim rapai untuk membuat pertunjukan di sebuah kampung.
5. Rapai Geurimpheng
Seni rapai geurimpheng biasanya dimainkan oleh 12 orang, 8 orang berfungsi sebagai penabuh sedangkan 4 orang berfungsi sebagai syeh, bak, canang dan pangkhep.
Mengawali pertunjukan para penabuh akan mengangkat tangan kepada para penonton dan diiringi dengan salam.
Biasanya lagu yang dibawakan dalam pertunjukkan rapai geurimpheng jiga berbau agamis dan dilarang menyanyikan lagu yang berbau pelecehan dan menimbulkan perpecahan.
Posting Komentar